Integrasi Praktik Silvikultur dengan Upaya Penanaman Pohon di Lahan Kampus ITB Jatinangor
Jatinangor.itb.ac.id – (Jumat, 03/11/2017)
Mahasiswa Prodi Rekayasa Kehutanan SITH – ITB angkatan 2015 melaksanakan praktik silvikultur penanaman di Lahan Kampus ITB Jatinangor dibawah bimbingan Dr. Yayat Hidayat, bekerja sama dengan Seksi Pemantauan Lingkungan dan Sarana Prasarana Kampus ITB Jatinangor. Kegiatan ini dilaksanakan pada Hari Jumat, 03 November 2017. Semua Bibit di tanam di Lahan Zona F yang berdekatan dengan Lapang Sepak Bola Kampus ITB Jatinangor. Ditanam digolongkan ke kategori hutan campuran.
Jenis bibit yang ditanam terdiri dari Gaharu (Aquilaria malacensis ) hasil kultur jaringan, asal benih (sedlot) dari Kalimantan, sebanyak 50 batang, Rasamala (Altingia excelsa ) sebanyak 10 batang , hasil perbanyakan generatif, Kayu Aprika ( Maesopsis eminii) sebanyak 10 batang, hasil perbanyak generative asal dari Bogor, Kayu Hitam/ Eboni (Diospyros celebica) hasil perbayak generative sebanyak 10 batang asal dari Sulawesi, dan Merbau (Instia bijuga) hasil perbanyakan generative asal benih dari Papua sebanyak 10 buah. Semua bibit tersebut diperoleh dari Pusat Pebenihan dan Persemaian Rumpin (Rumpin Seed Sources and Nursery center/RSSNC) di Rumpin Bobor, persemaian tanaman hutan modern milik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Selain itu juga menaman tanjung (Mimosops elengi) hasil perbanyakan generatif asal benih dari Jawa Barat sebanyak 40 batang, sumbangan dari Dinas Kehutanan Jawa Barat. Pengadaan kompos organik dan pembabatan semak di area penanaman dibantu oleh pihak ITB Jatinangor.
Tahapan penanaman dimulai dengan kegiatan
(1) Pembabatan semak,
(2) Pembuatan larikan tanaman dan pemasangan ajir,
(3) Pengangkutan bibit ke areal tanaman,
(4) Pembuatan lubang tanam,
(5) Pemberian kompos organik sebagai pupuk dasar,
(6) Penanaman, dan
(7) perapihan pasca penanaman.
Aspek teknik silvikultur yang dipelajari dan diteliti oleh mahasiswa adalah teknik penyiraman tetes (Infuse watering) dan teknik pemberian piringan mulsa tanaman (circle mulch trees). Infuse dirancang menggunakan botol air minum bekas ukuran 1 liter dan pemasangan selang infus, sedangkan piringan mulsa tanaman menggunakan bahan carboard. Tujuan penggunaan penyiraman sistem infus adalah untuk menghitung efisiensi pemakaian air dalam penyiraman bibit pada fase awal pertumbuhan. Sedangkan tujuan pemberian piringan mulsa adalah untu mengukur pengaruhnya terhadap kelembaban tanah dan penekanan pertumbuhan gulma disekitar pangkal batang bibit.
Salah satu upaya peningkatan keberhasil program penanaman di lahan kampus ITB Jatinangor adalah dengan mengintegrasikan kegiatan praktik mata kuliah Teknik silvikultur (prodi Rekayasa Kehutanan) dengan bagian program pengawasan lingkungan kampus ITB Jatinangor. Program integrase ini sangat bermanfaat bagi kedua belah pihak. Manfaat bagi mahasiswa, mendapatkan kesempatan untuk praktik langsung menanam pohon dan memeliharanya selama mengontrak mata kuliah silvikultur. Mereka dapat berinovasi mengembangkan teknik penanaman pohon yang baik, dan sekaligus mencatatkan sejarah pernah melakukan penanaman yang mungkin suatu saat nanti bisa dikunjungi ketika pertemuan alumni di kampus ITB Jatinangor. Manfaat bagi ITB, sebagian tugas pengawasan (pemantauan) lingkungan dapat dibantu oleh praktik mahasiswa, terjadi hubungan harmonis antara karyawan dengan mahasiswa.
Sumber: Dr Yayat Hidayat, MSi, SHut IPM (SITH)
No Comments