Seminar dan Pelatihan Pengelolaan Sampah di Kampus ITB Jatinangor
Jatinangor.itb.ac.id – (Selasa, 23/05/2017)
Perkembangan Jatinangor yang pesat dan populasi penduduk yang terus bertambah telah menambah beban dalam permasalahan sampah baik organik maupun anorganik di wilayah ini. Sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, pada hari Selasa tanggal 23 Mei 2017 Direktorat Eksekutif Kampus ITB Jatinangor menyelenggarakan Seminar dan Pelatihan Pengelolaan Sampah dengan para peserta yang berasal dari desa-desa di Wilayah Kecamatan Jatinangor yaitu Desa Cikeruh, Sayang, Cibeusi, Hegarmanah. Kegiatan yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITB , Direktorat Eksekutif Kampus ITB Jatinangor dan Pusat Pemberdayaan Perdesaan ITB ini bertempat di Ruang Seminar Gedung Utama Lantai 3, Kampus ITB Jatinangor.
Dalam sambutannya, Dr. Taufikurahman selaku Wakil Direktur Eksekutif Bidang Umum dan Hubungan Eksternal Kampus ITB Jatinangor menyampaikan bahwa tujuan Seminar dan Pelatihan Pengelolaan sampah ini adalah untuk mengurangi beban permasalahan sampah di Jatinangor dan memberikan pemahaman mengenai pengolahan dan pengelolaan sampah di empat desa di Jatinangor. Kegiatan pelatihan ini merupakan kegiatan yang kedua kalinya diselenggarakan, sebelumnya diselenggarakan pada tahun 2016.
Hadir pula dalam kegiatan ini, perwakilan dari Kecamatan Jatinangor yaitu Kasi Trantib Yuli Handaka yang dalam sambutannya menyampaikan bahwa ada 3 program prioritas, yaitu : Tata Ruang, Banjir dan Sampah. Permasalahan sampah menjadi masalah utama sehingga harus ditangani dengan serius. Melalui pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan Sumber Daya Manusia, sampah diolah dapat menjadi barang yang berguna dan menjadi sumber ekonomi.
Seminar dan Pelatihan Pengelolaan Sampah di Desa Wilayah Jatinangor ini menghadirkan 2 pembicara, yaitu Dr. Taufikurahman ( Wakil Direktur Eksekutif Bidang Umum dan Hubungan Eksternal Kampus ITB Jatinangor) yang menyajikan materi Pengelolaan dan Pengolahan Sampah : Pelatihan dan Workshop. Selanjutnya Dr. Mochamad Chaerul, ST, MT. (Dosen Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB) menyajikan materi Teknologi Penanganan Sampah Yang Lebih Baik. Peserta sebanyak 23 orang mengikuti seminar dan pelatihan ini dengan seksama dan aktif dalam kegiatan diskusi.
Pada akhir acara tiap perwakilan dari desa mendapat kenang-kenangan alat biopori yang dapat dimanfaatkan untuk pengelolaan sampah di desa masing-masing.
Praktek Pengolahan Sampah Dilapangan
Peserta pelatihan diajakarkan pula bagaimana cara pengolahan sampah yang baik, yaitu dengan mengunjungi langsung ke Tempat Pengolahan Sampah Kampus ITB Jatinangor yang bernama IPST (Instalasi Pengolahan Sampah Terpadu).
Semula sampah yang baru dibaru angkut ditampung ke dalam penampungan yang telah disediakan. Kemudian sampah dipilah, dipisahkan antara sampah organik dan an organik. Sampah yang tidak mengandung nilai ekonomi dimusnahkan dengan menggunakan alat yang diberi nana IPST. Alat ini menggunakan bahan bakar solar.
Sampah organik yang telah dipisahkan diolah menjadi kompos. Adapun cara pengolahan kompos sebagai berikut:
Sampah yang telah dipisahkan dipotong kecil-kecil dengan menggunakan mesin. Setelah terpotong ditampung ke penampungan yang telah disediakan dan disiram pagi dan sore dengan air secukupnya, tidak terlalu basah dan tidak terlaku kering. Sekali-kali diaduk. Kurang lebih satu minggu sampah tersebut dipindahkan ke penampungan berikutnya dan disiram begitu terus proses selanjutnya.
Setelah mencapai 35-40 hari kompos sudah jadi dan sudah bisa dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman. Sampah yang sudah jadi berwarna hitam pekat. Sampah yang sudah jadi disaring dengan diameter kurang dari 0.5 cm. Kalau sampah yang tidak lolos dalam saringan diolah dan di kembalikan ke awal dan diolah kembali. Selanjtunya dikemas sesuai dengan kebutuhan. Kampus ITB Jatinangor sudah bisa memproduksi kompos, kompos tersebut diberi nama “Pupuk Kompos Kampus ITB Jatinangor”. Saat ini kompos yang dibuat untuk masih digunakan untuk pemupukan tanaman di kampus ITB Jatinangor.
No Comments